top of page

FAQ

  • Kapankah waktu yg ideal untuk mengkonsumsi kopi dilihat dari Roasting Dates?
    Selama kopi tetap tersegel rapi, tertutup rapat dalam kemasan yang tidak dibuka, maka kopi tidak akan basi. Yang ada hanya, kopi akan kehilangan aromanya saja. Aroma kopi umumnya akan berkurang secara konsisten setelah sekitar 30 hari dan seterusnya sejak disangrai. Namun perhitungan ini juga bervariasi, tergantung dari kepadatan biji kopi dan jenis/profil roasting-nya. Kopi yang langsung diseduh hanya berselang beberapa menit, atau beberapa jam, setelah disangrai pun akan membuat rasanya tak maksimal. Umumnya, kopi akan mencapai puncak aromatiknya setelah hari ketiga, atau keempat, setelah disangrai. (Dan durasi ini bervariasi tergantung dari kepadatan biji kopi, atau jenisnya). Karenanya, banyak ahli dan roaster kopi yang menyarankan bahwa kopi sebaiknya “diistirahatkan” dulu setidaknya selama 24 jam setelah roasting sebelum kemudian diuji citarasa (proses cupping). Umumnya, durasi ideal paling umum yang banyak diterima oleh para ahli, roaster dan coffee geek lainnya adalah sekitar 7 – 14 hari sejak tanggal roasting (roast date). Kopi-kopi yang berada dalam rentang waktu ini dianggap paling baik untuk dikonsumsi karena proses degassing pada kopi telah selesai. Yang tersisa pada kandungan biji kopi pun adalah segala substansi dan zat alami baik yang sudah benar-benar utuh. (Sebagian sumber menyatakan bahwa durasi ideal ini masih dianggap cukup baik hingga batas waktu 21-60 hari). Kopi sebaiknya disimpan dalam canister atau wadah kaca yang tertutup rapat (kalau bisa, kedap udara) begitu segel pada kemasan kopi dibuka. Karena usia kesegaran kopi akan berkurang begitu kopi terkena paparan udara.
  • Apakah perbedaan kopi Arabika dan Robusta?
    Secara umum, kopi terbagi menjadi dua jenis yakni arabika dan robusta. Apa saja sih yang membedakan kedua jenis kopi ini? Dilansir dari berbagai sumber, berikut 5 perbedaan kopi arabika dan robusta. 1. Lokasi Tanam Tanaman kopi arabika tumbuh di daerah dengan ketinggian 700-1700 mdpl. Kawasan ini terbilang dataran tinggi dengan suhu yang sejuk antara 16-20 derajat Celsius. Jika jenis kopi arabika ditanam di dataran kurang dari 700 mdpl maka tanaman akan lebih rentan terkena penyakit daun karat atau Hemileia Vastatrix (HV). Ini menyebabkan tanaman tak tumbuh optimal. Sementara tanaman kopi robusta dapat tumbuh di daratan rendah yakni di bawah 700 mdpl. Meskipun biji kopi yang dihasilkan terbilang banyak tapi tanaman kopi robusta lebih rentan diserang serangga. Jenis kopi robusta berbuah pada suhu udara yang lebih hangat. 2. Bentuk Biji Bentuk biji kopi arabika dan robusta juga berbeda. Kopi arabika memiliki bentuk biji sedikit memanjang dan agak pipih. Biji arabika juga memiliki ukuran yang agak besar. Berbeda dengan biji kopi robusta yang bentuknya agak membulat dan terlihat padat. Ukurannya lebih kecil dibanding biji kopi arabika. Begitu juga dengan teksturnya yang lebih kasar dibandingkan biji kopi arabika yang halus. Bentuk dan struktur biji yang berbeda antara arabika dan robusta ini membuat dua jenis kopi ini memiliki teknik roasting yang berbeda. 3. Rasa dan Aroma Kopi robusta dikenal memiliki aroma dan rasa yang kuat dan cenderung kasar. Namun kopi robusta punya rasa yang netral dan kurang bervariasi. Sebelum disangrai, biji kopi robusta memiliki aroma seperti kacang-kacangan namun ketika sudah disangrai aromanya tak terlalu nikmat, demikian juga saat sudah diseduh. Tapi soal rasa, kopi robusta cocok buat pencinta kopi strong. Berbeda dengan kopi arabika. Kopi ini punya varian aroma dan rasa yang sangat variatif. Saat belum disangrai, biji kopi arabika mengeluarkan aroma segar seperti buah blueberry. Saat sudah disangrai, kopi arabika mengeluarkan semburat aroma wangi mulai dari bunga, buah hingga kacang-kacangan. Saat dicicip kopi arabika punya rasa yang tak kalah kaya, kandungan gula yang lebih tinggi pada kopi arabika menjadikan kopi ini terasa manis dan asam. Aroma dan rasa yang bervarian ini menjadikan kopi arabika disarankan untuk dinikmati secara original tanpa tambahan gula. Rasa dan aroma kopi arabika juga mendapat pengaruh dari tanaman di sekitarnya, misalnya di sekitar kebun kopi ada tanaman rempah maka kopi juga akan menghasilkan semburat rasa rempah. 4. Kadar Kafein Kopi arabika memiliki kandungan kafein di kisaran 0,9-1,4 persen. Jumlah kafein yang cenderung rendah ini membuat kopi arabika terasa lembut dan tidak pekat saat sudah diseduh. Kopi arabika juga terbilang nyaman di lambung jadi bagi yang memiliki masalah pada lambung, coba pilih jenis kopi arabika. Sementara kopi robusta mengandung kafein yang cukup tinggi. Kafein pada kopi robusta ada di kisaran 1,8-4 persen. Kafein yang nendang ini membuat kopi robusta memiliki rasa yang cenderung pahit. Kebanyakan penikmat kopi robusta adalah kalangan orang tua. Jenis kopi robusta juga banyak dijadikan kreasi sajian seperti kopi susu atau lainnya. 5. Harga Kedua jenis kopi ini juga memiliki rentang harga yang berbeda. Kopi robusta biasa dibanderol dengan harga yang relatif stabil dan lebih murah daripada kopi arabika. Alasannya karena kopi robusta punya rasa yang cenderung sama. Lain dengan arabika yang karakter rasanya lebih variatif. Semakin unik karakter rasa kopi arabika maka semakin mahal juga harganya, apalagi kalau ketersediaannya juga terbatas.
  • Apa jenis gilingan kopi sesuai dengan alat seduh manual yg digunakan?
    1. Extra Coarse Grind Sebesar yang bisa Anda gunakan untuk penggiling burr yang paling populer – mirip dengan merica bubuk. Suite metode pembuatan minuman ini: Cold brew coffee brewing Cowboy coffee 2. Coarse Grind Jika Anda menyeduh kopi dengan French Press, Anda harus tahu penggilingan kasar Anda. Sebuah penggiling kasar terlihat seperti garam laut. Suite metode pembuatan minuman ini: French press Percolators Coffee cupping/tasting 3. Medium-Coarse Grind Tidak cukup medium tapi tidak terlalu kasar – mirip dengan kasar / pasir kasar. Suite metode pembuatan minuman ini: Chemex Clever dripper Cafe solo brewer 4. Medium Grind Media senang ukuran menggiling; titik awal yang bagus untuk menguji alasan Anda. Mirip dengan konsistensi pasir biasa. Suite metode pembuatan minuman ini: Flat bottomed drip brewers Cone shaped pour over brewers The Aeropress (With 3+ minute brew time) Siphon brewers 5. Medium-Fine Grind Hasil Penggilingan ini terlihat lebih halus dari pada pasir, tapi tidak sebagus penggiling espresso. Suite metode pembuatan minuman ini: Cone shaped pour over brewers (e.g. Hario v60, Kalita wave, etc) The Aeropress (with a 2-3 minute brew time) 6. Fine Grind Ukuran rata-rata yang paling umum yang akan Anda temui. Bila Anda membeli kopi pra-tanah, biasanya ukuran menggiling halus (kecuali dinyatakan lain). Dari segi konsistensi, ini sedikit lebih halus dari pada garam meja. Suite metode pembuatan minuman ini: Espresso The Aeropress (with a 1-2 minute brew time) Stovetop espresso maker 7. Super Fine / Turkish Grind Anda jarang menggunakan penggilingan super halus, dan kemungkinan besar Anda memerlukan penggiling khusus untuk mencapai konsistensi ini. Konsistensi sama seperti tepung atau bedak. Ibrik (turkish coffee)
  • Apa sajakah alat-alat untuk menyeduh kopi?
    Setidaknya, alat pembuat kopi dibagi menjadi dua tipe, otomatis (elektrik) dan manual. 1. Alat Pembuat Kopi Otomatis (Elektrik) Mesin Espresso Semiotomatis Mesin Espresso Superotomatis Perkolasi Filter Coffee Maker 2. Alat Pembuat Kopi Manual Moka Pot Rok Presso French Press Aeropress V60 Chemex Vietnam Drip Syphon
bottom of page